Friday, 21 October 2011

TAUHID


بسم الله الرحمن الرحيم,
 الحمد لله رب العالمين و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و آله و صحبه أجمعين, أما بعد

TAUHID

Di antara doa-doa agung oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setiap waktu pagi, diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abdurrahman bin Abza radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Dahulu Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) pada waktu pagi, beliau berkata:


أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّم وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْراَهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ


Di waktu pagi kami berada di atas fithrah Islam, di atas kalimat ikhlas, di atas agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, di atas agama ayah kami, Ibrahim ‘alaihissalam, yang berdiri di atas jalan yang lurus, seorang muslim, dan bukan termasuk di antara orang-orang musyrik.



Hal apa yang paling indah di pagi hari, tatkala seorang muslim baru membuka matanya, baru bangun dari kematian kecil, tiada yang lebih indah dengan cara memulai dengan bacaan doa di atas, dengan kalimat-kalimat agung di atas yang mencakup tentang pembaharuan keimanan seorang hamba, pengumuman tentang ketauhidan, pengokohan akan kesungguhan mengikuti agama Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam, dan mengikuti agama kekasih Alloh -Nabi Ibrohim alaihissalam-, agama yang lurus nan selamat, dan jauh dari kesyirikan, baik yang kecil maupun yang besar.
Doa di atas merupakan doa yang mencakup tetang kalimat-kalimat keimanan, ketauhidan, kejujuran, keikhlasan, ketundukan, sangat mendebarkan bagi mereka yang menjaga dan menghapalnya serta merenungi dan memikirkan makna yang terkandung di dalamnya.

Berada di atas Fithrah Islam

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:


أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ


Di waktu pagi kami berada di atas fithrah Islam.

Allah telah memberikan kepada kita kehidupan pagi setelah bangun dari tidur dan kita dalam keadaan di atas fithrah keIslaman, berpegang teguh dengan agama Islam, menjaganya, tidak mengubah atau menggantinya.
Yang dimaksud dengan fithrah Islam adalah agama Islam yang Allah tetapkan atas manusia, menghadapkan agama Allah yang lurus dengan hati, dan anggota badan kepada penetapan syariat-syariat agama, baik yang zahir dan yang batin. Firman Allah Ta’ala:


فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ


Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. tidak ada peubahan pada fithrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS ar-Rum: 30)


Pada dasarnya seluruh manusia berada di atas fithrah keIslaman, dan barangsiapa yang keluar dari asas ini maka dia telah keluar dari fithrahnya sehingga rosak.

Dalam sebuah hadith Qudsi disebutkan:

Sesungguhnya Aku (Allah) ciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan yang hanif (lurus), dan mereka didatangi oleh syaitan sehingga mereka digelincirkan dari agama mereka, dan mengharamkan atas mereka apa yang telah Aku (Allah) halalkan atas mereka, dan diserukan kepada manusia agar menyekutukan Aku. (HR Muslim)

Dan dalam Shahihain, dari hadith Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Tidaklah setiap anak yang dilahirkan kecuali terlahir secara fithrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Tidak diragukan lagi bahwa nikmat Allah yang sangat besar atas seorang hamba, tatkala ia bangun pagi dalam keadaan di atas fithrah yang selamat, tanpa mengubah atau menggantinya.


Kalimat Ikhlas


Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ

Di atas kalimat ikhlas.


Di waktu pagi dalam keadaan di atas kalimat ikhlas, kalimat ikhlas tersebut adalah kalimat tauhid Laa ilaha Illallah, kalimat yang agung lagi mulia, yang merupakan pokok, asas, atau asas agama dan asas dari perkara agama, sebab kalimat inilah para makhluk tercipta, dan sebab kalimat ini para utusan diutus dan diturunkan kitab-kitab, dan sebab kalimat ini manusia terpecah menjadi mukmin dan kafir, kalimat ini merupakan inti dakwah para Rasul dan inti risalah mereka, kalimat ini merupakan sebesar-besar nikmat Allah atas hambaNya.

 Sufyan Ibnu Uyainah rahimahullah berkata,

“Tidaklah Allah memberi nikmat kepada salah seorang di antara hambaNya, nikmat yang paling agung, selain nikmat difahamkan atas mereka kalimat Laa ilaha Illallah.”

Kalimat Laa ilaha Illallah merupakan kalimat ikhlas dan kalimat tauhid, menafikan syirik, dan berlepas dari kesyirikan serta orang-orang yang berbuat syirik, Allah berfirman:


وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاء مِّمَّا تَعْبُدُونَ. إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ. وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ


Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; kerana sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.” Dan (lbrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.” (QS az-Zukhruf: 26-28)


Jika seorang hamba mendapatkan dirinya di waktu pagi dalam keadaan di atas kalimat yang agung ini tanpa mengubah atau menggantinya, maka dia telah berada di pagi hari dalam keadaan yang sangat baik, sebab agungnya kalimat ini, kita memulai hari dengan membacanya, dan dianjurkan untuk memperbanyak bacaan kalimat tersebut berkali-kali setiap pagi.


Di atas agama Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّم

Di atas agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Di waktu pagi kita berada di atas agama yang agung, yang Allah ridha bagi hambaNya agama tersebut, dan sebab agama tersebut Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus. Allah berfirman:


الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً


Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS al-Maidah: 3)


Dan firman Allah:


إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ


Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam. (QS Ali Imran: 19)


وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ


Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran: 85)


Inilah agama Nabi kita yang mulia Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu berserah diri kepada Allah dengan bertauhid, dan patuh kepadaNya dengan menjalankan ketaatan, menjauhi kesyirikan dan orang-orang yang berbuat syirik. Merupakan nikmat yang sangat mulia bagi seorang hamba yang mendapatkan pagi harinya dalam keadaan di atas agama yang mulia ini, di atas jalan yang lurus, jalan yang Allah beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang Allah murkai dan tersesat.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengingatkan hamba-hambanya yang Allah cintai dengan diberinya nikmat ini atas mereka:


وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُوْلَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ


Tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (QS al-Hujurat: 7)

Dan Allah berfirman:

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَداً وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ


Sekiranya tidaklah kerana karunia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS an-Nur: 21)


Tiada yang lebih agung dari pemberian dan lebih mulia dari nikmat yang telah Allah berikan.


Di atas Agama Ayah Kami –Ibrahim-


Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:


وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْراَهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْن


Di atas agama ayah kami Ibrahim yang berdiri di atas jalan yang lurus, seorang muslim, dan bukan termasuk di antara orang-orang musyrik (menyekutukan Allah).

Di waktu pagi berada di atas agama yang penuh dengan keberkahan, agama Ibrahim kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu agama yang lurus, berpegang teguh dengan Islam dan jauh dari kesyirikan, agama yang penuh keberkahan ini tidaklah ditinggalkan dan dibenci kecuali oleh orang-orang yang memperdayai dan memperbodoh dirinya sendiri. Allah berfirman:


وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَن سَفِهَ نَفْسَهُ


Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri.(QS al-Baqarah: 130)


Allah Azza wa Jalla telah memerintahkan NabiNya shallallahu ‘alaihi wasallam agar mengikuti agama ini dan memberi petunjuk (manusia) kepada agama tersebut, sebagaimana yang telah Allah firmankan:


قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ دِيناً قِيَماً مِّلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ


Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” (QS al-An’am: 161)


Dan firman Allah:
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ


Dan berjihadlah kamu pada jalan Alloh dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu, (Nabi) Ibrahim. (QS. al-Hajj: 78)


Jika seorang hamba mendapati dirinya di waktu pagi dalam keadaan di atas agama yang penuh berkah, yang lurus, maka dia berada di pagi yang sangat banyak kebaikannya dan keutamaannya.

Berapa banyak kebaikan dan keagungan bagi seorang hamba yang membuka harinya dengan kalimat yang penuh keberkahan ini, membuka harinya dengan kalimat ini dengan hati yang jujur, maka Allah akan memuliakan harinya dengan kalimat tersebut.
Wallahu a’lam. Semoga Allah memudahkan lisan kita untuk senantiasa berzikir dengan doa-doa yang telah disunnahkan oleh NabiNya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
(Disarikan dari kitab Fiqh al-Ad’iyah wa al-Adzkar  karya Prof. DR. Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, )

No comments:

Post a Comment