Tuesday 24 May 2011

Istighosah (meminta pertolongan) kepada selain Allah Membawa kepada Syirik Akbar





Firman Allah subhanahuwata’ala

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لاَ يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلاَءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لاَ يَعْلَمُ فِي السَّمَوَاتِ وَلاَ فِي اْلأَرْضِ سُبْحَانَه ُوَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanafaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah ka-mu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan (itu).” (Yunus: 18)

Ketahuilah, bahawa syafaat atau pembelaan memang diakui keberadaannya. Hal itu akan terjadi pada hari kiamat kelak, khusus-nya pembelaan dan syafaat dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam yang dikenal dengan syafa’atul udzma. N-mun harus kita ketahui bahwa syafaat dan pembelaan terhadap seseorang di hadapan Allah tidak mungkin akan terwujud kecuali dengan seizin Allah. Demikian pula tidak mungkin seseorang mendapatkan syafaat atau pembelaan dari orang lain kecuali dari orang-orang yang diridhai oleh Allah Azza wa Jalla.

Allah Azza wa Jalla memerintahkan agar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan manusia akan adanya hari perhitungan dan hisab, dimana pada hari itu tidak bermanfaat syafa’at dan pembelaan siapapun. 

وَأَنْذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْ يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِنْ دُونِهِ وَلِيٌّ وَلاَ شَفِيعٌ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ.

“ berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka ti-dak ada seorang pelindung dan pemberi syafaat pun selain daripada Allah, agar me-reka bertakwa.” (al-An’am: 51)

Dalam ayat ini disebutkan bahawa mereka yang tidak mahu mengindahkan peringatan dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam akan diazab dan tidak akan ada seorang pun yang dapat membelanya. Dalam ayat ini pula seakan-akan menunjukkan tidak adanya syafa’at pada hari kiamat. Namun yang dimaksud adalah tidak adanya syafaat bagi orang-orang kafir atau orang-orang yang tidak diberikan izin dan keridhaan dari Allah.

Di dalam ayat lain Allah menyatakan bahwa syafaat seluruhnya milik Allah. Oleh kerana itu janganlah dengan alasan tersebut mereka meminta kepada kuburan-kuburan orang-orang soleh atau berdoa kepada orang mati. Berdoa dan mintalah kepada Allah, kerana Dia-lah yang telah menentukan siapa yang boleh memberikan pembelaan dan siapa yang diridhai untuk mendapatkan pembelaan. 

أَمِ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ شُفَعَاءَ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لاَ يَمْلِكُونَ شَيْئًا وَلاَ يَعْقِلُونَ. قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ.

"Bahkan mereka mengambil sesembahan se-lain Allah sebagai pemberi syafa'a. Katakan-lah: "Apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal?" Katakanlah: "Hanya ke-punyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemu-dian kepada-Nyalah kamu dikembalikan" (az-Zumar: 43-44)
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ شَفِيعٍ أَفَلاَ تَتَذَكَّرُونَ

“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apa-kah kamu tidak memperhatikan?”(as-Sajdah: 4)

Adapun jika dalam al-Qur’an terdapat ayat dan dalil-dalil yang menetapkan adanya syafaat, maka yang dimaksud adalah syafaat yang terjadi setelah mendapatkan izin dari Allah Azza wa Jalla:
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ. البقر: 255
Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? (al-Baqarah: 255)
وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَوَاتِ لاَ تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلاَّ مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى. النجم: 26
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, ke-cuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya). (an-Najm: 26)

Dalam ayat kursi, ayat teragung dalam kitab Allah di atas, secara umum dinafikan adanya syafaat kecuali bagi orang-orang yang telah diizinkan. Sedangkan dalam surat an-Najm dijelaskan bahwa malaikat pun tidak dapat memberikan syafaat kecuali setelah diizinkan oleh Allah dan diperuntukan bagi orang yang diridhai-Nya.

Dari dua ayat di atas, jelaslah bahawa syafaat itu hanya milik Allah semata. Tidak ada yang berhak memberikan syafaat kecuali dengan seizin-Nya dan tidak akan mendapatkan syafaat kecuali orang yang diridhai-Nya. Untuk itu, bagi seorang yang cerdas dia hanya akan meminta syafaat kepada pemiliknya. Meminta kepada Allah syafaat nabi-Nya dan syafaat atau pembelaan para malaikat-Nya dan seterusnya. 


Permasalahan seperti ini sudah menjadi umum dan menjamur di masyarakat kita sehingga perkara tersebut menjadi serius dan musibah-musibah menjadi semakin besar. -Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala-.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman :

ولا يأمركم أن تتخذوا الملائكة و النبيين أربابا أيأمركم بالكفر بعد إذ أنتم مسلمون

“ Dan ( tidak wajar pula baginya ) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah ( patut ) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah ( menganut agama ) Islam?”

Ibnu katsir rahimahullah telah berkata : (yaitu : dan Dia (Allah) tidak menyuruh kalian untuk beribadah kepada seorangpun selain-Nya, baik kepada Nabi yang diutus ataupun Malaikat muqorobin (yang dekat di sisi Allah).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah berkata : Dan tidak boleh bagi seseorang meminta pertolongan kepada orang-orang soleh yang tidak ada (tidak hadir dihadapannya meskipun masih hidup- ed) dan tidak pula kepada orang-orang yang telah mati, sebagai contoh perkataan seperti ini : Wahai Tuanku -Fulan- tolonglah! bantulah aku, bela-lah aku dan aku sangat bergantung kepadamu! Dan perkataan semisalnya.
Bahkan semua ini adalah diantara kesyirikan yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya, dan pengharamannya telah diketahui secara jelas di dalam agama islam.

Ibnu Qayyim rahimahullah telah berkata : Dan diantara macam-macam perbuatan syirik adalah meminta hajat-hajat kepada orang-orang yang telah mati dan istighosah (meminta tolong) kepada mereka serta mendatangi mereka, dan ini adalah asal dari kesyirikan di alam ini, kerana orang yang telah mati telah terputus amalan mereka dan tidak boleh mendatangkan bahaya dan manfaat bagi dirinya apalagi kepada orang yang meminta pertolongan kepadanya dan meminta darinya untuk dikabulkan hajatnya atau bahkan memintanya untuknya agar Allah memberikan syafa'at kepadanya.
Tentu hal ini adalah kelihatan kebodohannya terhadap (hakikat) siapakah orang yang memberikan syafa'at dan siapakah yang berhak diberikan syafa'at, kerana sesungguhnya ia tidaklah mampu untuk memberikan syafa'at baginya di sisi Allah Ta'ala kecuali dengan izinNya dan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menjadikan beristighosah kepadanya ( seperti kepada para nabi, malaikat muqorobin dan wali, ) sebagai sebab untuk mendapatkan izinNya (mendapatkan Syafa'at). Dan untuk mendapatkan izinNya hanyalah dengan kesempurnaan Tauhid. Maka orang yang melakukan kesyirikan ini datang dengan sebab terhalangnya izin tersebut. Seakan-akan ia berada pada keadaan orang yang meminta pertolongan untuk hajatnya/keperluannya dengan apa yang menghalanginya untuk mendapatkan hajatnya tersebut. Dan beginilah keadaan setiap musyrik.

Orang yang telah meninggal dia sendiri masih memerlukan doa kepada orang yang mendo'akannya dan permohonan kasih sayang serta memintakan ampun untuknya, sebagaimana apa yang Rasululah Salallahu alaihi wa Sallam telah mewasiatkan kepada kita, apabila kita menziarahi kuburan kaum muslimin agar mendoakan kasih sayang dan memintakan ampunan untuk mereka. Adapun kaum musyrikin sebaliknya, mereka justeru menziarahi kuburan kaum muslimin dalam rangka peribadatan, meminta hajat, dan meminta pertolongan kepada mereka, serta mereka menjadikan kuburan kaum muslimin berhala-berhala yang diibadahi, dan mereka menamakan maksud mereka menziarahinya sebagai bentuk haji dan menjadikan sisi-sisi kuburan mereka tempat wukuf dan memotong rambut. Alangkah buruknya perbuatan mereka yang telah mencampur adukkan antara kesyirikan (yaitu menyembah kubur ) dengan yang lebih berhak untuk diibadahi (yaitu Allah Ta'ala), mengubah agamanya, memusuhi ahli Tauhid serta yang lebih buruk lagi mereka mengistilahkan ahli Tauhid bahwasanya mereka telah mengurangi hak-hak orang-orang yang telah mati padahal mereka (Musyrikun Quburiyyun ) sungguh telah mengurangi hak sang pencipta dengan tindakan kesyirikan dan mengurangi hak wali-waliNya (Ahli Tauhid ) yang tidak berbuat syirik kepada-Nya dengan sesuatu apapun dengan cara mencela, menghina, dan memusuhi mereka. Allahul Musta'an.
Dan mereka itulah musuh para Rasul dan Tauhid di setiap tempat dan zaman. Dan Allah memiliki kekasihNya Nabi Ibrahim Alaihis Salam yang berkata :

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ فَمَن تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

 Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Ibrahim : 35, 36.]

Dan tidaklah selamat orang yang melakukan perbuatan syirik besar ini kecuali orang yang memurnikan tauhidnya hanya kepada Allah Ta'ala dan menjadikan Allah sebagai satu-satu walinya, tuhannya, dan yang diibadahinya. Maka ia memurnikan rasa cinta, takut, harapannya hanya kepadaNya, dan sikap ketundukkan, tawakkal, meminta pertolongan, berlindung , beristighosah dan mengikhlaskan niatnya hanya kepadaNya. Serta mengikuti perintahNya dan mencari ridhaNya, apabila ia meminta ia meminta kepada Allah dan apabila ia meminta pertolongan maka ia meminta pertolongan kepada Allah, dan apabila ia beramal maka ia beramal kerana Allah, maka iapun selalu kerana Allah, dengan Allah, dan bersama Allah. ( oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya Madarikus-Salikin:1/346)

Syekh Ahmad bin Nashir Al-Ma'mari An-Najdi Rahimahullah berkata : Yang kami meyakininya dan dengannya kami beribadah kepada Allah bahwasanya orang yang menyeru kepada nabi atau wali ataupun selainnya, dan meminta dari mereka agar memenuhi keperluan mereka dan meringankan musibah bahawasanya perkara ini adalah termasuk kesyirikan yang paling besar yang telah Allah kafirkan kaum musyrikin. Kerana mereka meminta dari para wali dan para pemberi syafa'at, untuk mendatangkan manfaat dan meminta dari mereka agar dilindungi dari bahaya, menurut anggapan mereka.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman : 

وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَـؤُلاء شُفَعَاؤُنَا عِندَ اللّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللّهَ بِمَا لاَ يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي 
الأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata : "Mereka adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah : "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahu-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi ?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang apa yang telah mereka sekutukan (itu)”[.QS.Yunus 18]

Dan beliau Rahimahullah berkata : ( Adapun orang yang berkata La ilaha illallah Muhammad Rasulullah dan dia masih berada di dalam kesyirikannya dengan berdo'a kepada orang yang telah mati dan meminta pertolongan kepada mereka serta meminta mereka untuk memenuhi keperluan mereka dan meringankan beban mereka, maka ini adalah kafir musyrik halal darah dan hartanya, walaupun ia berkata : La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah dan ia mendirikan solat dan melaksankan zakat dan ia mengaku bahwa ia adalah seorang muslim. (Al-Hidayah Assunniyah wa Attuhfah Alwahabiyah: 52)

 Menyembelih untuk Para Wali atau Orang-orang Soleh yang telah meninggal

 Syekh Ibnu Uthaimin rahimahullah telah berkata : (Menyembelih untuk selain Allah adalah syirik besar karena menyembelih adalah ibadah sebagaimana apa yang telah diperintahkan oleh Allah di adalam perkataanNya :
فصل لربك و انحر

" Maka dirikanlah solat kerana tuhanmu serta berkorbanlah".

Maka barang siapa yang menyembelih bukan kerana Allah maka ia adalah musyrik yang mengeluarkan ia dari agamanya. Seperti halnya ia menyembelih untuk para malaikat diantara malaikat-malaikat atau untuk rasul diantara kalangan para Rasul atau untuk seorang Nabi diantara para Nabi atau untuk seorang pemimpin diantara para pemimpin atau untuk seorang wali diantara para wali ataupun untuk seorang 'Alim diantara para ulama maka semua hal tersebut adalah perbuatan syirik kepada Allah 'Azza wa Jalla dan mengeluarkan dari agama. Dan wajib bagi setiap muslim untuk bertakwa kepada Allah terhadap dirinya, dan agar tidak terjatuh ke dalam kesyirikan yang telah Allah firmankan di dalam Al-Qur'an :

إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة و مأواه النار وما للظالمين من أنصار
  
Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka sungguh Allah telah haramkan syurga baginya sedangkan tempat kembalinya ialah neraka, dan tidak ada penolong-pun bagi orang-orang yang berbuat zalim itu (maksudnya berbuar syirik)”.

Akan tetapi perlu diperhatikan bahawa seluruh syafaat dan pembelaan Rasulullah tersebut diberikan kepada orang-orang yang bertauhid dan tidak melakukan kesyirikan-kesyirikan. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang shahih dari Abu Hurairah radhyiallahu 'anhu, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam :
مَنْ أَسْعَدَ النَّاسُ بِشَفَاعَتِكَ؟ قَالَ: مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهِ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ. (أخرجه البخاري والنسائ وأحمد
Siapakah orang yang paling berbahagia mendapatkan syafaatmu? Beliau menjawab: “Orang-orang yang mengucapkan لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهِ dengan ikhlas dari hatinya”. (HR. Bukhari , Nasai dan Imam Ahmad)

Seorang yang ikhlas mengucapkan
ل
اَ إِلَهَ إِلاَّ اللهِ adalah mereka yang tidak merusak kalimat tersebut dengan kesyirikan-kesyirikan.

 Sebagaimana dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ. فَتَجْعَلْ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّيْ اخْتَبَأْتُ شَفَاعَةً ِلأُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِِ. فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ الله مَنْ مَاتَ لَمْ يُشْرِكْ بِاللهِ شَيْئًا. (أخرجه مسلم

Setiap nabi memikiki doa yang dikabulkan, dan mereka telah menyebutkan doa tersebut, sedangkan aku menundanya sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat. Maka syafaat ini pasti akan didapatkan insya Allah oleh orang yang mati dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun. (HR. Muslim dalam Shahihnya)

Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang meminta syafa’at kepada kuburan-kuburan para nabi atau pada kuburan orang-orang yang soleh justru tidak akan mendapatkan syafa’at kerana perbuatan syiriknya tersebut.

 Maka hendaklah seorang muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah untuk selalu menjaga tauhidnya dan tidak mencampur adukkan antara tauhid dan kesyirikan kerana dengan tauhid seorang hamba akan selamat dari siksaan api neraka.

Walahu Ta'ala A'lam bi Asshowab

2 comments:

  1. harusnya nih BLOG di blokir nih sama BNPT,, duhai kau pemilik blog kalau tujuan mu hanya pengen pecah belah umat dengan frqoh mu bukan begini caranya.. bertaubatlah dan istighfar lah. jangan suka mensyirikan umat islam yang lain cuma gara2 masalah khilafiyah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ini bukan Khilafiyah, ini.sudah jelas yang HAQ. Menyembah kubur, berdoa kepada orang shalih, kepada gambar itu termasuk syirik akbar. Karena menyekutukan Allahﷻ.

      Delete